Bismillahirohmanirohim
Assalamualaikum Warahmatullahiwabarokatu
Syetan itu ga suka sama kita.
Ga suka gimana?
Ga suka kita shalat dhuha.
Ada aja urusannya. Hingga kemudian terlewatkan lah kita dari dhuha di pagi hari. Iya kalo kita kemudian masih hidup besok pagi. Masih bisa dhuha untuk terakhir kalinya kalo nyawa diambil besoknya. Lah kalo nyawa diambilnya ni ari? Sedang paginya ga dhuha? Duh duh duh… Nyeselnya bakal minta ampun.
Dalam pembahasan tentang syetan, syetan itu bisa make ilmunya Allah. Dan emang Allah membolehkan mereka make ilmunya Allah. Sebagaimana malaikat yang bisa saja Allah wujudkan dalam wujud seorang manusia atau sekelompok manusia, dan bisa berbentuk apa saja, maka syetan pun akan bisa hadir dalam bentuknya yang berupa-rupa.
Mau dhuha, datanglah tamu.
“Ji… Ji…”
Begitu ni syetan manggil. Saat di mana kita ini baru mau wudhu buat shalat dhuha.
“Iya… Ada apa…? Siapa…”
“Gue nih…”
Dia sebutlah namanya. Nama seorang yang kita kenal, tanpa kita tahu dia itu beneran dia kawan kita, atau hanya jadi-jadian.
Lalu keluar lah kita. Nemuin dia.
“Ada apa?”
“Temenin yuk.”
“Temenin kemana?”
“Ke rumah kawan saya. Mau nawarin tanah.”
“Tanah di mana?”
Disebutlah tanah di daerah mana gitu. Tanpa juga kita tahu itu tanah bener-bener ada apa kagak. Tuh temen juga kita ga tau, bener-bener temennya, apa sekutunya aja.
Tujuannya satu: Menggagalkan kita dhuha.
Kalau kita jawab, “Masuk dulu deh. Saya mau dhuha dulu. Ini udah siap-siap wudhu.” Maka menanglah kita. Apalagi kita “pukul” itu syetan, he he he. Maaf ya, jika yang datang “teman” beneran. “Situ udah dhuha belom? Ikut sekalian.” Syetan beneran, ga bakalannya ikut. “Silahkan deh. Saya tunggu di sini.”
Saudara yang datang ke rumah kawan Saudara, lalu Saudara malah ga ikut dhuha sedang memang beloman dhuha, maka perlu dicurigai, bahwa Saudara adalah syetan! Ha ha ha. Atau setidaknya, udah kayak syetan. Betul ga? Dikasih tahu, engga mau tau. Diajak dhuha, ga mau dhuha. Kayak syetan aja.
Saudara lalu shalat. 2 rakaat, 4 rakaat, 6 rakaat, 8 rakaat.
(+) Sebentar Ustadz… Itu kan ga ngehormatin tamu…???
(-) Bisa juga dianggep begitu. Tapi izinlah dulu. Izin sekalian ngajak. Kan dialognya diajarin tadi. Sebentar ya, dhuha dulu. Mau nunggu? Gitu.
Setelah Saudara shalat, Saudara tidak melihat kawan Saudara lagi…
Dan memang Saudara tidak akan melihat dia lagi. Dia lah syetan. Yang mendatangi Saudara…
Bentuknya bermacam-macam kejadian. Bisa jadi Saudara disibukkan dengan BB, HP, IPAD, Internet, dan berkas-berkas kantor. Syetan kerjanya makin ringan. Sebab Saudara sudah dilalaikan oleh diri Saudara sendiri, pekerjaan, dunia, dan segala urusan Saudara. Bertambah-tambah ringannya kerjaan syetan, ternyata Saudara sendiri udah kayak syetan. Ga shalat shubuh! He he he. Ya boro-boro dhuha kalo begini mah.
Saudara mau baca al Qur’an. Ada aja judulnya itu halangan. Saudara ngantuk lah. Saudara kemudian begini lah begitu lah. Hingga ga jadi baca Qur’an. Sekalinya baca, sedikit sekali yang dibaca.
Kalau situasi ini terjadi, hajar tuh syetan…!!!
Ya, syetan ga suka Saudara baca al Qur’an. Ga suka.
Ada syetan yang bisa mindahin Qur’an? Bisa aja.
(+) Weeeeiiiittt… Engga bisa. Mana ada syetan mindahin Qur’an…?
(-) Weih… Galak amat seh… Syetan datang berwujud anak kecil, lalu al Qur’an Saudara, dipindahin oleh anak kecil ini. Atau ditutup dengan koran atau apa. Ingat, kemampuan syetan, adalah kemampuan yang diizinkan Allah. Saudara lalu mencari al Qur’an itu. Ga ketemu-ketemu. Sampe kesel sendiri. Mood hilang. Bila Suadara ga jadi baca al Qur’an, maka Saudara kalah.
Ingat. Syetan ga seneng Saudara baca al Qur’an. Bertambah-tambah pasukannya syetan. Datanglah telpon salah alamat, atau datang temen untuk ngobrol yang ga penting, ngobrol maksiat. Wuah…
Lalu pegimana…?
Saudara segera a’uudzu billaah. Saudara mohon perlindungan Allah akan gangguan syetan. Saudara coba berdoa. Tidak ada yang bisa melakukan perbuatan baik, tanpa izin dan kehendak Allah. Saudara berlindung kepada Allah dan berdoa. “Ya Allah, saya ini mau baca al Qur’an. Duh, di manaaaa ini al Qur’an. Mau dibaca koq ya ga ada… a’uudzu billaahi minasy-syaithaanirrajiim bismillaahirrahmaanirraahiim…”
Jreeeeenggg…!!! Insya Allah dah kemudian ada itu al Qur’an kelihatan. Syetan akan kabur. Koran yang menutupi dibawa oleh perempuan dewasa di rumah Saudara, yang belom tentu dia adalah perempuan beneran di rumah Saudara. Bisa jadi dia adalah malaikat Allah untuk membantu Saudara menemukan al Qur’an. Tu kan.... Kita tidak sendiri
Kalahlah syetan…
Menanglah Saudara…
Saudara bisa deh baca al Qur’an.
Syetan ridho tuh Saudara menang…?
Engga. Syetan mah akan menggaaaaaaangggu terus. Syetan akan menggelayuti mata Saudara, hingga Saudara menguap. Bila ini terjadi, lawan!!! Hajar itu syetan!!! Perbaharui wudhu. Melangkah langsung ke kamar mandi. Insya Allah ngibrit deh syetannya. Apalagi Saudara mau melompat-lompat 20x. Sambil zikir kecil. Insya Allah dah keringetan…!!! Ha ha ha.
tulisan ini diambil dari : modul wisatahati
Assalamualaikum Warahmatullahiwabarokatu
Syetan itu ga suka sama kita.
Ga suka gimana?
Ga suka kita shalat dhuha.
Ada aja urusannya. Hingga kemudian terlewatkan lah kita dari dhuha di pagi hari. Iya kalo kita kemudian masih hidup besok pagi. Masih bisa dhuha untuk terakhir kalinya kalo nyawa diambil besoknya. Lah kalo nyawa diambilnya ni ari? Sedang paginya ga dhuha? Duh duh duh… Nyeselnya bakal minta ampun.
Dalam pembahasan tentang syetan, syetan itu bisa make ilmunya Allah. Dan emang Allah membolehkan mereka make ilmunya Allah. Sebagaimana malaikat yang bisa saja Allah wujudkan dalam wujud seorang manusia atau sekelompok manusia, dan bisa berbentuk apa saja, maka syetan pun akan bisa hadir dalam bentuknya yang berupa-rupa.
Mau dhuha, datanglah tamu.
“Ji… Ji…”
Begitu ni syetan manggil. Saat di mana kita ini baru mau wudhu buat shalat dhuha.
“Iya… Ada apa…? Siapa…”
“Gue nih…”
Dia sebutlah namanya. Nama seorang yang kita kenal, tanpa kita tahu dia itu beneran dia kawan kita, atau hanya jadi-jadian.
Lalu keluar lah kita. Nemuin dia.
“Ada apa?”
“Temenin yuk.”
“Temenin kemana?”
“Ke rumah kawan saya. Mau nawarin tanah.”
“Tanah di mana?”
Disebutlah tanah di daerah mana gitu. Tanpa juga kita tahu itu tanah bener-bener ada apa kagak. Tuh temen juga kita ga tau, bener-bener temennya, apa sekutunya aja.
Tujuannya satu: Menggagalkan kita dhuha.
Kalau kita jawab, “Masuk dulu deh. Saya mau dhuha dulu. Ini udah siap-siap wudhu.” Maka menanglah kita. Apalagi kita “pukul” itu syetan, he he he. Maaf ya, jika yang datang “teman” beneran. “Situ udah dhuha belom? Ikut sekalian.” Syetan beneran, ga bakalannya ikut. “Silahkan deh. Saya tunggu di sini.”
Saudara yang datang ke rumah kawan Saudara, lalu Saudara malah ga ikut dhuha sedang memang beloman dhuha, maka perlu dicurigai, bahwa Saudara adalah syetan! Ha ha ha. Atau setidaknya, udah kayak syetan. Betul ga? Dikasih tahu, engga mau tau. Diajak dhuha, ga mau dhuha. Kayak syetan aja.
Saudara lalu shalat. 2 rakaat, 4 rakaat, 6 rakaat, 8 rakaat.
(+) Sebentar Ustadz… Itu kan ga ngehormatin tamu…???
(-) Bisa juga dianggep begitu. Tapi izinlah dulu. Izin sekalian ngajak. Kan dialognya diajarin tadi. Sebentar ya, dhuha dulu. Mau nunggu? Gitu.
Setelah Saudara shalat, Saudara tidak melihat kawan Saudara lagi…
Dan memang Saudara tidak akan melihat dia lagi. Dia lah syetan. Yang mendatangi Saudara…
Bentuknya bermacam-macam kejadian. Bisa jadi Saudara disibukkan dengan BB, HP, IPAD, Internet, dan berkas-berkas kantor. Syetan kerjanya makin ringan. Sebab Saudara sudah dilalaikan oleh diri Saudara sendiri, pekerjaan, dunia, dan segala urusan Saudara. Bertambah-tambah ringannya kerjaan syetan, ternyata Saudara sendiri udah kayak syetan. Ga shalat shubuh! He he he. Ya boro-boro dhuha kalo begini mah.
Saudara mau baca al Qur’an. Ada aja judulnya itu halangan. Saudara ngantuk lah. Saudara kemudian begini lah begitu lah. Hingga ga jadi baca Qur’an. Sekalinya baca, sedikit sekali yang dibaca.
Kalau situasi ini terjadi, hajar tuh syetan…!!!
Ya, syetan ga suka Saudara baca al Qur’an. Ga suka.
Ada syetan yang bisa mindahin Qur’an? Bisa aja.
(+) Weeeeiiiittt… Engga bisa. Mana ada syetan mindahin Qur’an…?
(-) Weih… Galak amat seh… Syetan datang berwujud anak kecil, lalu al Qur’an Saudara, dipindahin oleh anak kecil ini. Atau ditutup dengan koran atau apa. Ingat, kemampuan syetan, adalah kemampuan yang diizinkan Allah. Saudara lalu mencari al Qur’an itu. Ga ketemu-ketemu. Sampe kesel sendiri. Mood hilang. Bila Suadara ga jadi baca al Qur’an, maka Saudara kalah.
Ingat. Syetan ga seneng Saudara baca al Qur’an. Bertambah-tambah pasukannya syetan. Datanglah telpon salah alamat, atau datang temen untuk ngobrol yang ga penting, ngobrol maksiat. Wuah…
Lalu pegimana…?
Saudara segera a’uudzu billaah. Saudara mohon perlindungan Allah akan gangguan syetan. Saudara coba berdoa. Tidak ada yang bisa melakukan perbuatan baik, tanpa izin dan kehendak Allah. Saudara berlindung kepada Allah dan berdoa. “Ya Allah, saya ini mau baca al Qur’an. Duh, di manaaaa ini al Qur’an. Mau dibaca koq ya ga ada… a’uudzu billaahi minasy-syaithaanirrajiim bismillaahirrahmaanirraahiim…”
Jreeeeenggg…!!! Insya Allah dah kemudian ada itu al Qur’an kelihatan. Syetan akan kabur. Koran yang menutupi dibawa oleh perempuan dewasa di rumah Saudara, yang belom tentu dia adalah perempuan beneran di rumah Saudara. Bisa jadi dia adalah malaikat Allah untuk membantu Saudara menemukan al Qur’an. Tu kan.... Kita tidak sendiri
Kalahlah syetan…
Menanglah Saudara…
Saudara bisa deh baca al Qur’an.
Syetan ridho tuh Saudara menang…?
Engga. Syetan mah akan menggaaaaaaangggu terus. Syetan akan menggelayuti mata Saudara, hingga Saudara menguap. Bila ini terjadi, lawan!!! Hajar itu syetan!!! Perbaharui wudhu. Melangkah langsung ke kamar mandi. Insya Allah ngibrit deh syetannya. Apalagi Saudara mau melompat-lompat 20x. Sambil zikir kecil. Insya Allah dah keringetan…!!! Ha ha ha.
tulisan ini diambil dari : modul wisatahati
Comments
Post a Comment